I had problem with print quality with HP Photosmart D5460 on Debian Squeeze. I just follow the steps in the link below and it is well understood by the printer.
http://h10025.www1.hp.com/ewfrf/wc/document?docname=c01467277&cc=ca&dlc=en&lc=en&product=3396080&tmp_track_link=ot_search
To note, find something related to "color correction image" to compare the result with the image on scree. It might not be perfectly match, but is normal for a non high end publishing class printer.
Showing posts with label Driver Linux. Show all posts
Showing posts with label Driver Linux. Show all posts
Tuesday, 5 March 2013
Tuesday, 17 July 2012
AHAmytv (AirFlash AH007)
Hampir semua modem sekarang punya chip yang cukup buat nyimpen driver. Buat pabrik, ini ngirit karena nggak perlu nyetak CD untuk driver. Permasalahannya, oleh OS (apa saja), modem model begini dikenali sebagai USB storage. Hanya setelah 'driver'nya dipasang, maka OS akan membuka USB sebagai modem. Ini prinsip yang diceritain sama pengarangnya usb-modeswitch.
Dari keterangan di forum Ubuntu-id, ada cara lain yang lebih sederhana. Intinya, modemnya di unmount dengan perintah eject lalu dipanggil kembali dengan perintah wvdial.
$ sudo eject /dev/sr1
$ sudo wvdial
Berikut ini keterangan detilnya.
(Catatan: Keterangan di forum tersebut menggunakan Ubuntu Lucid, sedang eksperimen saya menggunakan Debian Squeeze (stable) dan Linux Mint LMDE (unstable), jadi lebih baru kernelnya. Akibatnya, step 3 di reference no. 2 (modprobe) tidak perlu.)
$ lsusb
Bus 006 Device 011: ID 05c6:1000 Qualcomm, Inc. Mass Storage Device
$ dmesg | tail
[ 5582.506293] scsi12 : usb-storage 6-1:1.0
[ 5583.508767] scsi 12:0:0:0: CD-ROM OEM AF-AirFlash 2.31 PQ: 0 ANSI: 0
[ 5583.515739] sr0: scsi3-mmc drive: 0x/0x caddy
[ 5583.516099] sr 12:0:0:0: Attached scsi CD-ROM sr0
$ sudo eject /dev/sr0
(lampu hijaunya ngedip)
$ lsusb
Bus 006 Device 012: ID 05c6:6000 Qualcomm, Inc. Siemens SG75
$ sudo wvdialconf
Found a modem on /dev/ttyUSB0.
Modem configuration written to /etc/wvdial.conf.
ttyUSB0<Info>: Speed 9600; init "ATQ0 V1 E1 S0=0 &C1 &D2 +FCLASS=0"
ttyUSB1<Info>: Speed 9600; init "ATQ0 V1 E1 S0=0 &C1 &D2 +FCLASS=0"
$ sudo nano /etc/wvdial.conf
edit login dan password
$ sudo wvdial
--> Using interface ppp0
--> pppd: `H[17][08]HL[17][08]
--> pppd: `H[17][08]HL[17][08]
--> pppd: `H[17][08]HL[17][08]
--> pppd: `H[17][08]HL[17][08]
--> local IP address 10.70.76.207
--> pppd: `H[17][08]HL[17][08]
--> remote IP address 172.19.129.96
--> pppd: `H[17][08]HL[17][08]
--> primary DNS address 10.8.15.15
--> pppd: `H[17][08]HL[17][08]
--> secondary DNS address 10.8.17.4
--> pppd: `H[17][08]HL[17][08]
Labels:
Driver Linux,
Linux hardware
Wednesday, 15 September 2010
HP Laserjet P1005
Berbeda dengan pengalaman HP Laserjet 1006, instalasi printer HP Laserjet P1005 di Ubuntu Lucid Lynx 10.04, cukup menggunakan perintah:
$ sudo hp-setup
dan koneksi internet.
Diskusi lengkapnya ada di milis Ubuntu.
$ sudo hp-setup
dan koneksi internet.
Diskusi lengkapnya ada di milis Ubuntu.
Labels:
configuration,
Driver Linux,
Linux server,
Linux setting
Wednesday, 25 August 2010
Review Modem CDMA vs HSDPA
Kemaren, waktu presentasi ada yang lucu di kantor Trubus.
Waktu itu, mencoba koneksi dengan kabel. Koneksi sih gampang, tapi karena lambat, ganti menggunakan modem HSDPA Huawei dengan layanan Indosat. Saya langsung buka beberapa tab. Karena lama belum kebuka, dikomentarin "kebanyakan bukanya, mas. Mestinya 2 tab saja". Ok, saya ngikut. Ternyata nggak kebuka-buka juga. Akhirnya saya copot, ganti modem CDMA 1x dari merek yang sama. Ternyata dengan koneksi Flexi lebih bagus dan segera membuka beberapa tab dan saya tambah terus. Memang, kalau siang agak lemot. Malam juga downloadnya paling kenceng 30-an kbps. Seringnya dibawah 10 kbps.
Namanya Pleki (nama generic guk-guk dalam bahasa jawa), larinya lebih kenceng (atau stabil?) ketimbang HSDPA. Kok bisa, ya? Mungkin jalur Pleki dinaikin sedikit penumpang, sedang yang 3.5 G penumpangnya berjubel, bergelayutan kayak metromini ...
Waktu itu, mencoba koneksi dengan kabel. Koneksi sih gampang, tapi karena lambat, ganti menggunakan modem HSDPA Huawei dengan layanan Indosat. Saya langsung buka beberapa tab. Karena lama belum kebuka, dikomentarin "kebanyakan bukanya, mas. Mestinya 2 tab saja". Ok, saya ngikut. Ternyata nggak kebuka-buka juga. Akhirnya saya copot, ganti modem CDMA 1x dari merek yang sama. Ternyata dengan koneksi Flexi lebih bagus dan segera membuka beberapa tab dan saya tambah terus. Memang, kalau siang agak lemot. Malam juga downloadnya paling kenceng 30-an kbps. Seringnya dibawah 10 kbps.
Namanya Pleki (nama generic guk-guk dalam bahasa jawa), larinya lebih kenceng (atau stabil?) ketimbang HSDPA. Kok bisa, ya? Mungkin jalur Pleki dinaikin sedikit penumpang, sedang yang 3.5 G penumpangnya berjubel, bergelayutan kayak metromini ...
Labels:
configuration,
Driver Linux,
Linux server,
Linux setting
Tuesday, 17 August 2010
Menggunakan modem di Linux
Cara paling mudah untuk urusan konfigurasi modem di Linux (Debian, Ubuntu) adalah dengan aplikasi wvdial. Untuk instalasi, silahkan ketikdi terminal:
$ sudo apt-get install wvdial
setelah itu pasang modem, lalu run program wvdial untuk membuat konfigurasi pertama kali:
$ sudo wvdialconf
Setelah selesai, konfigurasi bisa dibaca di /etc/wvdial.conf. Untuk koneksi ke internet, tinggal diedit file tersebut:
$ sudo nano /etc/wvdial.conf
Dan diubah parameter user dan password. Lihat posting sebelumnya tentang modem zte, atau pada tag modem.
Setelah selesai, eksekusi perintah
$ wvdial &
(sebagai user biasa) atau
$ sudo wvdial &
Bila modem tidak bisa diakses sebagai user. Hasil dari keduanya sama-sama memungkinkan user biasa menggunakan internet.
Selamat mencoba.
$ sudo apt-get install wvdial
setelah itu pasang modem, lalu run program wvdial untuk membuat konfigurasi pertama kali:
$ sudo wvdialconf
Setelah selesai, konfigurasi bisa dibaca di /etc/wvdial.conf. Untuk koneksi ke internet, tinggal diedit file tersebut:
$ sudo nano /etc/wvdial.conf
Dan diubah parameter user dan password. Lihat posting sebelumnya tentang modem zte, atau pada tag modem.
Setelah selesai, eksekusi perintah
$ wvdial &
(sebagai user biasa) atau
$ sudo wvdial &
Bila modem tidak bisa diakses sebagai user. Hasil dari keduanya sama-sama memungkinkan user biasa menggunakan internet.
Selamat mencoba.
Labels:
configuration,
Distro Linux,
Driver Linux,
Linux server,
Linux setting
Modem ZTE CDMA 1x
Modem ZTE CDMA 1x? MG 880 hidup rukun dan damai bersama kmobiletools dan Ubuntu Lucid.
Konfigurasi yang dipanggil dengan kmobiletools nggak jalan, jadi perlu ngintip konfigurasi /etc/wvdial.conf (install wvdial dan ketik sudo wvdialconf dari terminal untuk mendapatkan detilnya). Kalau enggak, contekan dibawah cukup untuk modem ZTE CDMA 1x tsb:
[Dialer Defaults]
Init1 = ATZ
Init2 = ATQ0 V1 E1 S0=0 &C1 &D2 +FCLASS=0
Modem Type = Analog Modem
ISDN = 0
New PPPD = yes
Phone = #777
Modem = /dev/ttyUSB0
Username = telkomnet@flexi
Password = telkom
Baud = 9600
Yang digunakan untuk mengisi konfigurasi/setting kmobiletools adalah parameter Init2, Modem, dan Baud.
Kalau modem sedang aktif untuk internetan, pastinya perlu diputus dulu. Dan waktu dicolokin lagi, segera panggil kmobiletools, agar modem diokupasi oleh kmobiletools dan bisa buat telpon/sms. Jadi, HPnya bisa diistirahatan, kalau misalnya simcard memand aktif untuk internetan.
Btw, flexi is just fine. Hanya sayangnya, auto register. Jadi terasa cheating kalau lagi nggak digunakan.
Konfigurasi yang dipanggil dengan kmobiletools nggak jalan, jadi perlu ngintip konfigurasi /etc/wvdial.conf (install wvdial dan ketik sudo wvdialconf dari terminal untuk mendapatkan detilnya). Kalau enggak, contekan dibawah cukup untuk modem ZTE CDMA 1x tsb:
[Dialer Defaults]
Init1 = ATZ
Init2 = ATQ0 V1 E1 S0=0 &C1 &D2 +FCLASS=0
Modem Type = Analog Modem
ISDN = 0
New PPPD = yes
Phone = #777
Modem = /dev/ttyUSB0
Username = telkomnet@flexi
Password = telkom
Baud = 9600
Yang digunakan untuk mengisi konfigurasi/setting kmobiletools adalah parameter Init2, Modem, dan Baud.
Kalau modem sedang aktif untuk internetan, pastinya perlu diputus dulu. Dan waktu dicolokin lagi, segera panggil kmobiletools, agar modem diokupasi oleh kmobiletools dan bisa buat telpon/sms. Jadi, HPnya bisa diistirahatan, kalau misalnya simcard memand aktif untuk internetan.
Btw, flexi is just fine. Hanya sayangnya, auto register. Jadi terasa cheating kalau lagi nggak digunakan.
Labels:
configuration,
Driver Linux,
Linux network,
Linux setting
Sunday, 3 January 2010
Screen saver mati setelah upgrade
Permasalahan:
Screensaver di kde3 (Debian Lenny) tidak bekerja, setelah upgrade dari Etch.
Hardware:
Radeon x1200 (drivernya ribet) di ASUS M2A-VM HDMI (sudah 2 kali masuk bengkel Asus dan beberapa waktu lalu sempat tidak terbaca lagi).
Resolusi:
Setup screensaver dari KDesktop - configure menunjuk libgl.so.1 menghilang. Library ini satu paket didalam libgl1-mesa-glx, karena xorg saya menggunakan driver vesa, bukan nv atau nvidia atau fglrx (dengan alasan hardware yang tidak bagus).
Instalasi libgl1-mesa-swx11 menghapus paket libgl1-mesa-dri dan libgl1-mesa-glx. Konsekuensinya luas, karena ada kpovmodeler, octplot, krita, vlc, blender, xine, wine, blender, quicktime, compiz dan beberapa yang lain bergantung kesini. Tapi saya kira kalau toh harus ngoprek apss tsb ya ok, karena mesa lama memang sudah tidak optimal.
Belum dicoba sih, tapi paling librarynya langsung menunjuk ke yang baru. Yang jelas, dan screensaver kdesktop-configure sudah jalan lagi plus googleearth yang tadinya tidak mau render sudah jalan dengan sangat baik.
Terima kasihku untuk komunitas libmesa untuk driver glx dan dri yang semakin cihui!
Screensaver di kde3 (Debian Lenny) tidak bekerja, setelah upgrade dari Etch.
Hardware:
Radeon x1200 (drivernya ribet) di ASUS M2A-VM HDMI (sudah 2 kali masuk bengkel Asus dan beberapa waktu lalu sempat tidak terbaca lagi).
Resolusi:
Setup screensaver dari KDesktop - configure menunjuk libgl.so.1 menghilang. Library ini satu paket didalam libgl1-mesa-glx, karena xorg saya menggunakan driver vesa, bukan nv atau nvidia atau fglrx (dengan alasan hardware yang tidak bagus).
Instalasi libgl1-mesa-swx11 menghapus paket libgl1-mesa-dri dan libgl1-mesa-glx. Konsekuensinya luas, karena ada kpovmodeler, octplot, krita, vlc, blender, xine, wine, blender, quicktime, compiz dan beberapa yang lain bergantung kesini. Tapi saya kira kalau toh harus ngoprek apss tsb ya ok, karena mesa lama memang sudah tidak optimal.
Belum dicoba sih, tapi paling librarynya langsung menunjuk ke yang baru. Yang jelas, dan screensaver kdesktop-configure sudah jalan lagi plus googleearth yang tadinya tidak mau render sudah jalan dengan sangat baik.
Terima kasihku untuk komunitas libmesa untuk driver glx dan dri yang semakin cihui!
Labels:
configuration,
Driver Linux,
Linux server,
Linux setting
Wednesday, 30 December 2009
HP LaserJet P1006
Driver:
Sharing di Windows require samba.
Untuk pasang driver tanpa instalasi, unzip file .exe. Add printer, browse file, cari file .inf. Next, beres.
- foo2xqx, bukan yang dari repository Ubuntu, dan ikuti langkahnya.
Sharing di Windows require samba.
Untuk pasang driver tanpa instalasi, unzip file .exe. Add printer, browse file, cari file .inf. Next, beres.
Labels:
configuration,
Driver Linux,
Linux server
Sunday, 8 November 2009
Menggabung 2 partisi
Yang mau digabung hardisk eksternal hasil potongan /dev/sdb1 (belum dialokasikan) dan /dev/sdb2. Means that partisi yang belum dialokasikan ada dibelakang /dev/sdb2. Teorinya mestinya bisa meresize ke belakang, tapi ternyata tidak bisa. Karena membuat partisi baru, memindah data di /sdb2 ke partisi baru lalu resize partisi baru agar mengambil jatah /dev/sdb2 sama saja rsync ke data di /home hardisk internal, ya... potongan yg belum dialokasikan dan /dev/sda2 digabung dengan fdisk. Lebih cepat ketimbang parted.
Demikian catatan hari ini.
Demikian catatan hari ini.
Labels:
configuration,
Driver Linux,
Linux setting,
Partisi Linux
Resize ntfs
Sebelum melakukan resize, pastikan partisi tidak sedang dimount.
Bila resize ntfs dari GUI parted lama selesai, resize partisi bisa dikerjakan dari terminal dengan parted. Ketahuan, error ini muncul:
Ada resolusi untuk itu, dengan menggunakan opsi -f (atau --force):
$ sudo ntfsresize -f /dev/sdb1 -s 25G
Untuk memaksa meresize /dev/sdb1 menjadi 25GB. Ketahuan lagi HD external saya punya eror fisik:
Ah, saya kan tidak punya Windows. Jadi, backup datanya, buat partisi ulang saja dengan fdisk atau cfdisk. Eh, kayaknya pernah 'meresize' dengan fdisk/cfdisk datanya nggak hilang. Jadi, coba aja dengan cara itu.
Bila resize ntfs dari GUI parted lama selesai, resize partisi bisa dikerjakan dari terminal dengan parted. Ketahuan, error ini muncul:
No Implementation: Support for opening ntfs file systems is not implemented yet.
Ada resolusi untuk itu, dengan menggunakan opsi -f (atau --force):
$ sudo ntfsresize -f /dev/sdb1 -s 25G
Untuk memaksa meresize /dev/sdb1 menjadi 25GB. Ketahuan lagi HD external saya punya eror fisik:
ntfsresize v2.0.0 (libntfs 10:0:0)
Device name : /dev/sdb1
NTFS volume version: 3.1
Cluster size : 4096 bytes
Current volume size: 60102087168 bytes (60103 MB)
Current device size: 60102088704 bytes (60103 MB)
New volume size : 24999993856 bytes (25000 MB)
ERROR: This software has detected that the disk has at least 1 bad sector.
****************************************************************************
* WARNING: The disk has bad sector. This means physical damage on the disk *
* surface caused by deterioration, manufacturing faults or other reason. *
* The reliability of the disk may stay stable or degrade fast. We suggest *
* making a full backup urgently by running 'ntfsclone --rescue ...' then *
* run 'chkdsk /f /r' on Windows and rebooot it TWICE! Then you can resize *
* NTFS safely by additionally using the --bad-sectors option of ntfsresize.*
****************************************************************************
Ah, saya kan tidak punya Windows. Jadi, backup datanya, buat partisi ulang saja dengan fdisk atau cfdisk. Eh, kayaknya pernah 'meresize' dengan fdisk/cfdisk datanya nggak hilang. Jadi, coba aja dengan cara itu.
Labels:
configuration,
Driver Linux,
Linux server,
Linux setting,
Partisi Linux
Saturday, 3 October 2009
Ngintip partisi lain
$ sudo fdisk -l
buat ngelist partisi yg ada. bisa juga dengan $ df
$ sudo mount /dev/sda1 /mnt
buat mounting partisi pertama di sda ke /mnt. Kalau mau di mount di tempat lain, misalnya /media/sda1, ya bikin foldernya dulu:
$ sudo mkdir /media/sda1
$sudo mount /dev/sda1 /media/sda1
Kalau mau agar user bisa mount sendiri, tambahkan di /etc/fstab
/dev/sda1 /media/sda1 ext3 users,atime,auto,rw,dev,exec,nosuid 0 1
buat ngelist partisi yg ada. bisa juga dengan $ df
$ sudo mount /dev/sda1 /mnt
buat mounting partisi pertama di sda ke /mnt. Kalau mau di mount di tempat lain, misalnya /media/sda1, ya bikin foldernya dulu:
$ sudo mkdir /media/sda1
$sudo mount /dev/sda1 /media/sda1
Kalau mau agar user bisa mount sendiri, tambahkan di /etc/fstab
/dev/sda1 /media/sda1 ext3 users,atime,auto,rw,dev,exec,nosuid 0 1
Labels:
configuration,
Driver Linux,
Linux server,
Linux setting
Sunday, 7 June 2009
Menghapus CD/DVD
Kalau tidak berhasil dengan k3b atau metode semacam, gunakan:
lebih sakti.
$ wodim blank=all
lebih sakti.
Labels:
configuration,
Driver Linux,
Linux server,
Linux setting
Tuesday, 24 March 2009
Ati Radeon X1200 Series
First of all, the chipset works fine with xserver-xorg-video-radeon. Problem is with my M2A-VM HDMI mainboard that's been more than one year now and defected on the bus that control the video chipset.
The driver contain 2 keywords for xorg.conf. They are radeon and radeonhd. The first one stays about 6 hours until it freezed my system (slow mouse movement and no further respond, including from keyboard input). The second keyword looks fine.
Below is the configuration detail. Notes that it's been tuned than ordinary xorg.conf from
$sudo dpkg-reconfigure xorg-xserver
---
Section "Device"
Identifier "Radeon X1200"
Driver "radeonhd"
VideoRam 131072 #kalau aktif dg driver ati, Xnya crash
Option "AGPMode" "8"
Option "AccelMethod" "EXA"
Option "AccelDFS" "1"
Option "EXAVSync" "1"
EndSection
Mudah2an manfaat.
The driver contain 2 keywords for xorg.conf. They are radeon and radeonhd. The first one stays about 6 hours until it freezed my system (slow mouse movement and no further respond, including from keyboard input). The second keyword looks fine.
Below is the configuration detail. Notes that it's been tuned than ordinary xorg.conf from
$sudo dpkg-reconfigure xorg-xserver
---
Section "Device"
Identifier "Radeon X1200"
Driver "radeonhd"
VideoRam 131072 #kalau aktif dg driver ati, Xnya crash
Option "AGPMode" "8"
Option "AccelMethod" "EXA"
Option "AccelDFS" "1"
Option "EXAVSync" "1"
EndSection
Mudah2an manfaat.
Labels:
Driver Linux,
Linux setting
Thursday, 19 March 2009
Ngeprint ke windows
Bingung kprinterwizard menonaktifkan bagian printing ke windows?
Pasti karena smbclient belum dipasang.
Komplitnya begini:
(dari Debian and Windows Shared Printing mini-HOWTO yg ditulis tahun 2002, tapi pahalanya masih mengalir sampai sekarang).
Pasti karena smbclient belum dipasang.
Komplitnya begini:
$ sudo apt-get install cupsys cupsys-bsd cupsys-client foomatic-filters foomatic-db-engine samba smbclient gs-esp a2ps
(dari Debian and Windows Shared Printing mini-HOWTO yg ditulis tahun 2002, tapi pahalanya masih mengalir sampai sekarang).
Labels:
Driver Linux,
Linux network,
Linux setting
Monday, 16 March 2009
LG Studioworks 452v
Jika X nggak nyala baik, salah satu sebab adalah konfigurasi monitor yang tidak pas di /etc/X11/xorg.conf.
Kalau monitorworld.com ngelist HorizSync dan VertRefresh ya sukur. Kalau enggak, bisa dicari di website pabrik (bagian archive atau legacy product) atau site third party/komunitas. LG Studiworks 452v ketemu di http://wahjava.wordpress.com/2007/08/.
Detilnya:
HorizSync 31.5 - 54.0
VertRefresh 50.0 - 120.0
Bisa juga make live CD Knoppix atau turunannya. Biasanya pas awal loading detect.
Data tsb tinggal simasukin ke xorg.conf.
solusi ringkasnya adalah lari ke console dengan menekan ctr+alt+f1 (atau f2 dst s/d f6), lalu beri perintah dibawah (untuk perintah lengkapnya silahkan lihat di tag xorg.conf).
$ sudo init 2
untuk mematikan X (maaf kalau nggak tepat) atau
$ sudo /etc/init.d/gdm stop
atau ganti gdm dengan kdm atau mungkin juga xdm, lalu eksekusi
$ dpkg-reconfigure xserver-xorg
maka akan ada file konfigurasi baru /etc/X11/xorg.conf.
Kalau monitorworld.com ngelist HorizSync dan VertRefresh ya sukur. Kalau enggak, bisa dicari di website pabrik (bagian archive atau legacy product) atau site third party/komunitas. LG Studiworks 452v ketemu di http://wahjava.wordpress.com/2007/08/.
Detilnya:
HorizSync 31.5 - 54.0
VertRefresh 50.0 - 120.0
Bisa juga make live CD Knoppix atau turunannya. Biasanya pas awal loading detect.
Data tsb tinggal simasukin ke xorg.conf.
solusi ringkasnya adalah lari ke console dengan menekan ctr+alt+f1 (atau f2 dst s/d f6), lalu beri perintah dibawah (untuk perintah lengkapnya silahkan lihat di tag xorg.conf).
$ sudo init 2
untuk mematikan X (maaf kalau nggak tepat) atau
$ sudo /etc/init.d/gdm stop
atau ganti gdm dengan kdm atau mungkin juga xdm, lalu eksekusi
$ dpkg-reconfigure xserver-xorg
maka akan ada file konfigurasi baru /etc/X11/xorg.conf.
Labels:
Driver Linux,
Linux setting
Tuesday, 3 March 2009
Tentang Video Card di Linux
Ada beberapa video card yang ribet untuk urusan driver. Di intel ada seri 915, di NVIDIA ada MX400. Chip VIA laptop Axioo punya Pak Nano juga bermasalah kalau direlay ke proyektor. Saya bilang, laptop dia canggih tapi nggak suka berbagi. Mending laptop saya: tua tapi masih bisa diajak ngomong.
Di Linux, sebenarnya video bisa dipaksa menggunakan nv (versi komunitas untuk VGA NVIDIA). Selain card tersebut, bisa menggunakan fb(dev) atau vesa. Untuk keampuhan vesa bisa dilihat di review dengan tag video_card.
Berikut ini contekan /etc/X11/xorg.conf dan sedikit penjelasannya:
Identifier di Section "Device" dan "Monitor" boleh diisi frasa apa saja, yang penting match dengan Identifier dan Monitor pada Section "Screen" dibawahnya.
Driver di "Device" bisa langsung diganti-ganti dengan nv, vesa atau fbdev. Kalau pada saat ngetes X nggak nyala, lihat pesannya. Kemungkinan besar karena drivernya nggak cocok. Di Debian dan Ubuntu, hampir semua driver VGA sudah secara otomatis diinstall. Jadi tinggal pilih saja. Kalau toh yang tidak terkait hendak dihapus, itu hanya ngirit beberapa ratus kilo atau beberapa mega space Hardisk, bukan di memori.
HorizSync dan VertRefresh boleh tidak diisi. Tapi kalau punya data detil (bisa cek di monitorworld), baiknya dideclare. Video dan monitor masih bisa dipaksa untuk bekerja maksimum, tapi beresiko menjebolkan hardware.
Modes bisa diisi berurutan dari besar ke kecil. Maksudnya, kalau yang pertama nggak mampu, xorg akan langsung memilih mode berikutnya. Kalau ada masalah di modes, biasanya terkait dengan HorizSync dan VertRefresh.
Terakhir, perintah berikut terkait ketika pengetesan X:
Demikian, mudah2an manfaat.
Di Linux, sebenarnya video bisa dipaksa menggunakan nv (versi komunitas untuk VGA NVIDIA). Selain card tersebut, bisa menggunakan fb(dev) atau vesa. Untuk keampuhan vesa bisa dilihat di review dengan tag video_card.
Berikut ini contekan /etc/X11/xorg.conf dan sedikit penjelasannya:
Section "Device"
Identifier "Radeon X1200"
Driver "vesa"
VideoRam 131072 #kalau aktif dg driver ati, Xnya crash
EndSection
Section "Monitor"
Identifier "HP A4330A"
HorizSync 20-85
VertRefresh 50-120
EndSection
Section "Screen"
Identifier "Default Screen"
Device "Radeon X1200"
Monitor "HP A4330A"
DefaultDepth 24
SubSection "Display"
Depth 24
Modes "1280x1024" "1024x768"
EndSubSection
EndSection
Identifier di Section "Device" dan "Monitor" boleh diisi frasa apa saja, yang penting match dengan Identifier dan Monitor pada Section "Screen" dibawahnya.
Driver di "Device" bisa langsung diganti-ganti dengan nv, vesa atau fbdev. Kalau pada saat ngetes X nggak nyala, lihat pesannya. Kemungkinan besar karena drivernya nggak cocok. Di Debian dan Ubuntu, hampir semua driver VGA sudah secara otomatis diinstall. Jadi tinggal pilih saja. Kalau toh yang tidak terkait hendak dihapus, itu hanya ngirit beberapa ratus kilo atau beberapa mega space Hardisk, bukan di memori.
HorizSync dan VertRefresh boleh tidak diisi. Tapi kalau punya data detil (bisa cek di monitorworld), baiknya dideclare. Video dan monitor masih bisa dipaksa untuk bekerja maksimum, tapi beresiko menjebolkan hardware.
Modes bisa diisi berurutan dari besar ke kecil. Maksudnya, kalau yang pertama nggak mampu, xorg akan langsung memilih mode berikutnya. Kalau ada masalah di modes, biasanya terkait dengan HorizSync dan VertRefresh.
Terakhir, perintah berikut terkait ketika pengetesan X:
Ctr+Alt+F1 =untuk keluar ke conole mode (TTY1)=
$ sudo nano /etc/X11/xorg.conf =untuk mengedit konfigurasi manual=
$ X =untuk ngetes xorg jalan apa enggak dengan konfigurasi yang sudah ditulis=
Ctr+Alt+Backspace =untuk keluar dari mode X ke konsole (misal kalau X yang nyala tidak cocok)=
$ sudo /etc/init.d/gdm start|restart|stop =untuk nyetop gdm(atau kdm), dst=
$ dpkg-reconfigure xserver-xorg =untuk mengubah xorg.conf dengan menu interaktif. Kalau bisa menggunakan urutan diatas, cara ini lebi ribet dan tidak terlalu precise)=)
Demikian, mudah2an manfaat.
Labels:
Driver Linux,
Linux setting
Monday, 23 February 2009
Radeon X1200 and Debian Etch
Notes:
Good notes, perhaps but need to be verified.
Most importantly, my ASUS mobo with HDMI is defect in its VGA since it was bought in December 2007. It was got serviced lately. Sympthom like above enlived the Video but then crashed.
- ati driver works but crash after a while. Forcing xorg.conf to use 256MB of Video memory makes xorg unable to load driver.
- vesa driver works, but flicker. Forcing to use 256MB of RAM make screen better but still flicks.
- fglrx and fbdev don't work.
Good notes, perhaps but need to be verified.
Most importantly, my ASUS mobo with HDMI is defect in its VGA since it was bought in December 2007. It was got serviced lately. Sympthom like above enlived the Video but then crashed.
Labels:
Distro Linux,
Driver Linux
Friday, 20 February 2009
xorg.conf Debian Lenny
Waktu pasang Debian Lenny dengan cara 'frugal install' (ini istilah sendiri yang dicomot aja dari DSL/Slitaz), ada kebingungan karena xorg.conf persis dengan style Ubuntu.
Pendekatan baru ini cocok untuk laptop, saya kira, tapi nggak cocok untuk desktop yang hampir nggak pernah ganti monitor. Memang user yg belum paham setingan xorg dengan terminal akan bingung kalau ganti dari monitor CRT yang Horizontal Sync dan Vertical Refresh ratenya jauh diatas ke monitor LCD yang ratenya rendah.
Solusinya sederhana. Insert aja line HorizSync, VertRefrresh, dan Modes. Yang pernting 3 ini, kalau Identifiernya mau diganti sesukanya ya terserah, asal konsisten dari atas ke bawah.
Tambahan, drivernya langsung aku ganti "ati". Bener juga, driver ini sudah ada di kernel.
Berikut, lines yang bisa buat contekan. Kalau mau ganti LCD, tinggak hapus/sesuaikan HorizSync dan VertRefresh. Gicu, bok.
Pendekatan baru ini cocok untuk laptop, saya kira, tapi nggak cocok untuk desktop yang hampir nggak pernah ganti monitor. Memang user yg belum paham setingan xorg dengan terminal akan bingung kalau ganti dari monitor CRT yang Horizontal Sync dan Vertical Refresh ratenya jauh diatas ke monitor LCD yang ratenya rendah.
Solusinya sederhana. Insert aja line HorizSync, VertRefrresh, dan Modes. Yang pernting 3 ini, kalau Identifiernya mau diganti sesukanya ya terserah, asal konsisten dari atas ke bawah.
Tambahan, drivernya langsung aku ganti "ati". Bener juga, driver ini sudah ada di kernel.
Berikut, lines yang bisa buat contekan. Kalau mau ganti LCD, tinggak hapus/sesuaikan HorizSync dan VertRefresh. Gicu, bok.
Section "Device"
Identifier "Configured Video Device"
Driver "ati"
EndSection
Section "Monitor"
Identifier "HP A4330A"
HorizSync 20-85
VertRefresh 50-120
EndSection
Section "Screen"
Identifier "Default Screen"
Monitor "HP A4330A"
DefaultDepth 24
SubSection "Display"
Depth 24
Modes "1280x1024"
EndSubSection
EndSection
Labels:
Distro Linux,
Driver Linux
Wednesday, 18 February 2009
Mounting hardisk as user
Doing
may result user unable to read or write the drive. If you want to mount the drive and utilize it as user, do
then add the line into /etc/fstab
Note that 'ro' means the drive is mounted read only and 'user' gives all user to drive the mount. Now you can mount the drive as user:
Or better create a desktop icon telling to point to /media/sda5 so you can double click it to mount the drive.
$ sudo mount /dev/sda5 /mnt
may result user unable to read or write the drive. If you want to mount the drive and utilize it as user, do
$ sudo mkdir /media/sda5
then add the line into /etc/fstab
/dev/sda5 /media/sda5 ext3 ro,user,noauto 0 0
Note that 'ro' means the drive is mounted read only and 'user' gives all user to drive the mount. Now you can mount the drive as user:
$ mount /media/sda5
Or better create a desktop icon telling to point to /media/sda5 so you can double click it to mount the drive.
Labels:
Driver Linux,
Linux setting,
Partisi Linux
Friday, 30 January 2009
adobe flash player
masang adobe flash player di redhat/fedora/scientific linux dan mestinya juga di centos:
1. masuk ke http://get.adobe.com/flashplayer/, download yang yum
2. double click hasil download
3. buka applications -> add/remove software
4. search flash
5. put a check mark
6. apply
7. Jangan lupa restart mozilla (tutup lalu buka lagi)
1. masuk ke http://get.adobe.com/flashplayer/, download yang yum
2. double click hasil download
3. buka applications -> add/remove software
4. search flash
5. put a check mark
6. apply
7. Jangan lupa restart mozilla (tutup lalu buka lagi)
Labels:
Driver Linux,
Software Linux,
Web browser
Subscribe to:
Posts (Atom)